Pengadilan Agama Jombang Mengikuti Webinar Internasional Perlindungan Perempuan dan Anak Pasca Perceraian
Jombang, 19 Maret 2025
Pengadilan Agama Jombang mengikuti Webinar Internasional sesuai dengan surat Dirjen Badilag No. 625/DJA/HM1.1.2/III/2025 tanggal 12 Maret 2025 tentang Pemanggilan Peserta Webinar Internasional. Zoom meeting ini diselenggarakan pada hari Rabu, 19 Maret 2025 pukul 08.30 WIB di Media Center Pengadilan Agama Jombang. Adapun materi pada webinar kali ini adalah mengenai “Praktik Perlindungan dan Pemenuhan Nafkah bagi Mantan Istri dan Anak Pasca Perceraian di Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia.
Webinar ini bertujuan untuk mendalami kebijakan, regulasi, serta mekanisme implementasi pemenuhan nafkah pascaperceraian di ketiga negara. Melalui diskusi yang konstruktif, diharapkan dapat diperoleh wawasan mengenai strategi terbaik guna memastikan pelaksanaan putusan peradilan agama yang berkualitas, mencerminkan prinsip keadilan, kepastian hukum, serta kemanfaatan, dan berpihak pada kepentingan perempuan dan anak. Webinar ini juga untuk mengoptimalkan perlindungan terhadap kaum rentan yang berhadapan dengan hukum. Selain itu manfaat dari webinar Internasional ini adalah untuk mendalami kebijakan, regulasi serta mekanisme implementasi pemenuhan nafkah pasca perceraian di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Keynote Speaker pada Webinar ini, YM Prof. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H. dan 3 Narasumber yakni, YM. Dr. H. Yasardin, S.H., M.Hum., Ketua Kamar Agama MA RI; Yang Amat Arif/Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Paduka Seri Utama Dato Paduka Seri Setia Haji Awang Salim bin Haji Besar, Ketua Hakim Syar’ie , Negara Brunei Darussalam, ; dan Yang Amat Arif Dato’ Haji Mohd Amran bin Mat Zain, Ketua Hakim Syar’ie/Ketua Pengarah Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia. Kebijakan Pemerintah dalam Menjamin Hak Perempuan dan Anak pasca perceraian menjadi tolok ukur penting dalam pembahasan webinar ini. Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, keluarga, dan orang tua atau wali berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak.
Di Brunei Darussalam, proses perceraian meliputi 3 tahap, yaitu Pra Perceraian (Nasihat dan Kounseling), Perbicaraan Cerai (Tuntutan cerai, nafkah istri, nafkah anak, penjagaan anak dll), Pasca Per ceraian ( Tuntutan selepas perceraian). Mahkamah Syariah Negara Brunei Darussalam berperanan penting dalam menjaga kebajikan bekas isteri dan anak-anak selepas perceraian. Melalui Akta Undang-Undang Keluarga Islam (Penggal 217), Hak-hak bekas isteri dan anak-anak adalah dilindungi, dengan pelaksanaan pembayaran mengikut syariah dan undangundang. Jika bekas suami gagal menunaikan kewajipan, mekanisme perundangan seperti pendakwaan, potongan gaji, dan penyitaan harta boleh dikuatkuasakan. Kesimpulannya, sistem perundangan Islam di Brunei membuktikan keberkesanannya dalam memastikan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Kesedaran tentang pemenuhan nafkah pasca perceraian perlu ditingkatkan serta semua pihak perlu memainkan peranan dalam memastikan kebajikan wanita dan anak-anak, simpul narasumber dari Malaysia Yang Amat Arif Dato’ Haji Mohd Amran bin Mat Zain. Semoga melalui webinar Internasional ini antara Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia dapat memeberikan manfaat dan nantinya dapat menjamin perlindungan kepada perempuan dan anak. (oaw)
Berita Terkait: